Jumat, 25 November 2011

#7 Dia yang selalu terindah

Tak lama kemudian mereka sampai di Rumah Sakit Kasih Ibu , tempat Desta dirawat . Mereka pun memasuki kamar Desta dirawat . Sebelum masuk , Rista ingin pergi ke wc dulu . Di wc , ia pun menghapus air matanya . dia memandang dirinya di kaca . dan berkata pada dirinya sendiri . “kalo emang kamu masih bener-bener sayang dan gak bisa buat ngelupain dia . Mending lupain niat awalmu buat lupain dia .” Setelah yakin , dengan ucapannya . Dia pun keluar dan memasuki tempat Desta dirawat . Ia bener-bener syok lagi saat melihat tubuh kurus yang ada diatas tempat tidur dan juga kepala yang bener-bener botak . dan peralatan-peralatan lainnya disekitarnya . Rista pun duduk disamping tempat tidur Desta . Risky yang sedari tadi sudah ada di kamar , kaget saat melihat air mata Rista mulai mengalir . “Ris , sabar ya” bisik Risky pelan . “dia udah lama gak sadarkan diri , kira-kira 3hari yang lalu . hidupnya bener-bener gak akan bertahan lama lagi kata dokter” lanjutnya . Risky pun gak lama meneteskan air matanya. “Gue keluar dulu ris” ujarnya sambil menghapus air matanya . Setelah keluar . Rista mencoba memegang tangan Desta . tangan itu bener-bener pucat . “Des , kenapa lo gak pernah cerita tau ke gue sih . apa sesuatu itu ? kenapa lo sembunyiin ini dari gue ? lo takut buat gue sedih ?” tanyanya . Rista tahu pertanyaan itu gak mungkin akan dijawab oleh Desta . air matanya mengalir deras . -bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar