Rabu, 04 Januari 2012

#12 Dia yang selalu terindah

Selama diperjalanan , Rista merasa gak enak . Firasatnya gak enak kali ini , seperti takut . tapi ia gak ngerti apa yang ditakutinya . Untuk menghilangkan rasa takutnya itu , ia menyetel radio di mobilnya . terdengar alunan lagu Saat kau tak disini nya Ajeng
Saat kau tak ada
atau kau tak disini
terpenjara sepi
kunikmati sendiri
tak terhitung waktu
tuk melupakanmu
aku tak pernah bisa
aku tak pernah bisa
Terlintas dipikirannya , “Bagaimana , kalo akhirnya kamu bener-bener sudah gak ada des ?” , satu jawaban yang ada dibenaknya “Aku belum siap des, Jangan Tinggalkan aku” batinnya .

...

Sesampainya di kamar ,
Jarum panjang di jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 23.35 . udah hampir satu jam dia mematung di kamar . Dia hanya melamun , pikirannya gelisah memikirkan Desta . Dia mengingat ingat masa lalunya lagi . Disaat Desta masih sangat terlihat sehat , dibanding sekarang . Entah keberapa kalinya lagi dia menangis , layaknya gerimis yang tak kunjung reda .
Dret...dret...dret...dret Blackberry Bold putih dengan mika kuningnya Rista bergetar , bertanda ada telpon . Rista pun tersadar dari lamunannya . Tangannya bergetar saat mengangkat telpon , sampai-sampai dia tidak lagi memperhatikan siapa pemanggil tersebut di layar hpnya .
“Halo ? siapa ?” tanya Rista
“Nak Rista ini Tante , tolong ris , tolong cepat kamu kerumah sakit . cepat ya sayang”
Telpon disebrang dimatikan . Rista terdiam sejenak , lalu kemudian dia sadar . Dia harus menolong mama Desta . Pikirannya memang tidak karuan lagi . Lebih banyak negatifnya yang dia pikirkan . Dan itu menyangkut Desta . Setelah berpakaian , dia langsung mengambil kunci mobil . Dia mengemudi mobil dengan ngebut , hingga mencapai 75km/jam . Hal paling jarang dilakukannya . Untung jalanan lumayan sepi , pikirnya . Dia melirik arloji kuningnya , pukul 00.17 ternyata .

-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar